Rabu, 26 Juli 2017

REVIEW KHUSUS : DAK (DANA ALOKASI KHUSUS)

Assalamualaikum bro. Long time no see akhirnya see juga, karena pada postingan saya kali ini, akan saya bahas yang khusus-khusus karena judulnya sudah khusus yaitu tentang DAK (DANA ALOKASI KHUSUS). Jika ada kata DANA kita otomatis akan terbayang tentang kenikmatan duniawi yaitu duwit. Duwit dalam hal ini saya dapatkan karena saya lahir di Bojonegoro, beruntung sekali saya lahir di Bojonegoro. Jika saya lahir di Maluku sudah pasti saya tidak akan mendapat duwit DAK tersebut dan yang lebih pasti postingan ini tidak pernah ada. Saya berterima kasih kepada pemda kab. Bojonegoro atas duwit DAK ini. Saya juga tidak akan lupa jasa-jasa hewan purba dan tumbuhan purba yang telah tinggal dan bersemayam di kabupaten Bojonegoro ini, berkat jasa-jasanya saya mendapat bantuan duwit DAK ini.

Anda yang membaca postingan saya ini pasti bingung kenapa saya tidak lupa jasa-jasa hewan purba dan tumbuhan purba kan? sebab duwit DAK ini berasal dari keuntungan penjualan minyak bumi yang melimpah antara kerja sama pemda Bojonegoro dengan pihak asing. Duwit DAK ini didapatkan berbeda-beda setiap anak tergantung pekerjaan orang tuanya. Jika orang tua si anak ini bekerja sebagai PNS maka duwit DAK yang didapatkan juga tidak sebanyak dengan anak yang orang tuanya bekerja selain PNS. Tetapi PNS dalam hal ini dibedakan menjadi beberapa macam lagi sesuai dengan golongan PNS tersebut, semakin tinggi golongan maka akan semakin sedikit mendapat duwit DAK tersebut. Dan juga setiap jenjang pendidikan juga berbeda mendapat duwit DAK, setahu saya cuma segitu tentang DAK.

Karena daritadi saya hanya menjelaskan tentang duwit DAK, lanjut saja dengan cara pengambilan duwit DAK ini. awal kemunculan duwit DAK ini pelajar seBojonegoro mungkin heboh membahasnya, karena terlalu banyak membahas nominal yang akan didapat dari duwit DAK ini sampai-sampai tidak dunung (re: paham) cara pengambilan duwit DAK ini. saya pun juga sempat ikut bingung karena cara pengambilan duwit sakti ini karena berbeda disetiap desa/kelurahan. jika di desa saya yaitu Sukorejo, cara pengambilannya terbilang cukup ribet karena saya harus meminta kwitansi resmi dari sekolah dulu lalu harus setor kwitansi ke desa lagi dan baru mendapat duwit sakti ini. tetapi itu pengalaman saya 2 tahun lalu, karena pada tahun ini pemgambilan duwit sakti ini terbilang cukup mudah yaitu dengan membawa bekal secarik kertas keterangan siswa SMAN 1 BOJONEGORO dan juga fotokopi KK. dengan hitungan jam telah cair kwitansi duwit sakti ini, saya ucapkan Alhamdulillah. tetapi setelah saya ucapkan Alhamdulillah saya ucapkan Astaghfirullah karena nominal yang tertulis di kwitansi ini bukan Rp. 2.000.000 melainkan "cuma" Rp. 744.000, lalu saya tanyakan teman saya dan dia juga dapat duwitnya segitu memang. Saya bingung ada apa dengan ini? apakah ini suatu kesalahan? ataukah kejahatan? Wallahuallam.

Duwit DAK ini kita dapatkan dari pemerintah dengan tujuan untuk membantu biaya sekolah. biaya yang saya maksud ini seperti uang SPP + Sumbangan Sukarela, membayar iuran OSIS tiap tahun, membayar uang gedung dan juga untuk membeli buku sekolah. Itu adalah harapan pemerintah untuk menggunakan duwit DAK ini dengan sebaik-baiknya. Jika kita menggunakan duwit DAK ini dengan baik/ideal maka InshaAllah akan varokah juga. Seperti kata pepatah tanamlah yang baik-baik nanti juga akan berbuah yang baik-baik pula.

Saya pun juga begitu ketika duwit DAK ini cair langsung saya bayarkan untuk keperluan sekolah tanpa babibu lagi. Sesungguhnya ekspektasi saya ini duwit DAK ini untuk membeli sepatu, baju, dan celana. Tetapi mau bagaimana lagi kalau mau mengambil duwit DAK ini harus menggunakan surat rekomendasi dari sekolah. Mungkin Allah SWT menunjukkan jalan terbaiknya bagi saya untuk tidak menyalahgunakan duwit DAK ini. Dari duwit DAK yang saya bahas tadi bisa diambil pelajaran hidup bahwa hidup itu memang tidak adil karena teman-teman saya dapat duwit Rp. 2.000.000 tetapi saya hanya dapat Rp.744.000 saya tetap bersabar dan positive thinking mungkin pihak pemerintah akan memberikan sisanya suatu hari nanti seperti lagu Suci Dalam Debu yang liriknya "Suatu hari nanti pastikan bercahaya..."

Saya akhiri sampai disini saja karena menulis artikel yang panjang lebar akan membuat pembaca menjadi malas. Untuk kedua kalinya saya ucapkan terima kasih perpisahan kepada Pemkab Bojonegoro yang telah menyuntikkan bantuan duwit DAK. Tidak lupa terima kasih juga untuk jasa-jasa hewan purba dan tumbuhan purba yang telah tinggal dan bersemayam di kabupaten Bojonegoro ini dan terakhir untuk Bank BPR yang telah menampung duwit DAK ini. Terima Kasih.

0 komentar:

Posting Komentar